Camping & Bushcraft Satu Hari Satu Malam di Alam Liar

  • Diterbitkan pada
  • 6/18/2022
  • Diposkan oleh
  • Eka Awaludin

Kemping atau Berkemah adalah sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan. Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk beristirahat dari ramainya perkotaan, atau dari keramaian secara umum, untuk menikmati keindahan alam. Berkemah biasanya dilakukan dengan menginap di lokasi perkemahan, dengan menggunakan tenda, di bangunan primitif, atau tanpa atap sama sekali.

Sedangkan Bushcraft adalah seni bertahan hidup di alam liar. Belajar membuat api, mengolah makanan dari tanaman liar yang bisa di makan atau dari berburu dan memancing sampai membangun shelter dari dedaunan dan batang pohon liar.

Hari Senin Tanggal 13 Juni 2022

Sekitar jam 10 saya berangkat ke sebuah tempat kemping komunitas. Tempat kemping ini bernama Simpang Lengkong. Menurut kerabat saya tempat kemping ini masih terbatas untuk orang-orang sekitaran situ. Saya baru tau kalau di situ ada tempat kemping. Tempatnya masih agak liar dan jauh dari pemukiman. Tapi di sekitar situ ada kebun milik warga. Saran dari kerabat saya yang lain adalah supaya mengambil jalan ke Lengkong, karena akses jalan yang masih bagus.

Sekitar jam 11 saya sampai ke Simpang Lengkong. Udara sudah mulai agak panas. Saya mendirikan tenda, kemudian mencari kayu bakar.

Mendirikan tenda.
Mencari kayu bakar.

Setelah memotong-motong kayu bakar, saya mencari dedaunan kering. Dedaunan kering ini untuk mempermudah membuat perapian. Di sekitar situ saya menemukan banyak pohon pisang yang daun nya kering. Daun pisang kering dalam bahasa Sunda biasa disebut Kararas.

Setelah perapian dibuat, saya mulai menanak Nasi. Kemudian untuk lauknya saya membakar udang dengan saus Barbeque. Sebelumnya cuaca sudah mendung dan saya mendengar guntur beberapa kali di kejauhan.

Menanak Nasi
Udang bakar dengan saus Barbeque.
Membuat Sendok serbaguna dari bambu kering.

Tidak berapa lama hujan pun turun ketika saya sudah selesai memasak. Tapi saya bisa makan tenang di dalam tenda. Dan selepas hujan reda, saya jalan-jalan ke sekitar tempat kemping.

Menjelang matahari terbenam saya memasak air untuk ngopi. Sayup-sayup terdengar suara adzan di kejauhan. Saya mulai menghidupkan lampu untuk penerangan di dalam tenda. Saya juga memakai headlamp untuk memudahkan aktivitas malam di luar tenda.

Ngopi dulu sebelum tidur.

Sehabis isya suasana sudah mulai sepi. Yang terdengar hanya serangga malam. Saya mulai mematikan lampu dan mencoba tidur. Alasan saya mematikan lampu agar tidak mencolok di kegelapan. Saya takut ada orang iseng lewat melihat ada cahaya kemudian nyamperin ke tenda. Alasan lainnya adalah karena saya lebih suka tidur dalam gelap dan di luar lumayan terang oleh cahaya bulan.

Ketika saya sedang mencoba tidur, tiba-tiba saya mendengar suara lolongan mirip serigala namun cukup lembut. Suaranya berbeda dengan lolongan serigala yang sering saya dengar di film dan serial dokumenter. Tidak mungkin juga kalau itu adalah lolongan anjing biasa. Saya agak kaget juga. Kemudian saya langsung teringat kepada Ajag. Dulu waktu kecil kerabat saya suka bercerita tentang Ajag. Menurut kerabat saya ajag itu adalah Anjing Hutan menyeramkan yang suka memangsa ternak milik warga. Kemudian saya mulai merekam suara dengan harapan lolongan Ajag itu muncul kembali. Namun ternyata tidak terdengar lagi sampai larut malam. Yang terdengar hanya suara burung hantu yang membuat malam semakin mencekam. Kemudian saya tertidur.

Keesokan Harinya

Pagi-pagi saya mulai membuat sarapan. Kali ini untuk lauknya saya menggoreng tempe dan ikan asin. Saya juga membuat sambal Goang/Jodag. Sambal ini cabe rawit semua cuma di tambahin garam aja sama micin. Setelah kenyang saya jalan-jalan lagi ke sekitar sambil menikmati suasana pagi ditemani beraneka ragam kicauan burung.

Sarapan. Sambalnya bikin auto sakit perut. 😂

Saya teringat kalau air mulai menipis, dan air di toren tempat kemping juga sedikit. Saya memutuskan untuk berkemas dan pulang.

Back to home.

Tambahan

Dirumah saya browsing tentang Ajag. Ternyata Ajag adalah binatang langka dilindungi yang populasinya mulai menurun. Ajag juga ternyata adalah Anjing Hutan endemik (asli) Indonesia yang hanya ada di pulau Sumatera dan Jawa. Fisiknya sangat elok, terlihat seperti campuran antara Rubah dan Serigala.

Video Log

Pranala Luar

  1. "Berkemah", wikipedia.org
  2. "Mengenal Bushcraft, Teknik Bertahan Hidup di Alam Liar", cnnindonesia.com

Buy me a Coffee.

  • BRI
  • @
  • EKAAWALUDIN